PESONA TAGAR KABUR AJA DULU DALAM PERSPEKTIF DOSEN: TANTANGAN dan PELUANG

Nature



PESONA TAGAR KABUR AJA DULU DALAM PERSPEKTIF DOSEN: TANTANGAN dan PELUANG

Jumat, 07 Maret 2025, Maret 07, 2025
 
Faktaliputan-Jakarta
7 Maret 2025
 
Artikel:

​Di dunia maya ramai bertebaran tanda pagar (tagar) kabur aja dulu. Di seluruh platform ramai dan riuh menyikapi tagar tersebut. Di era digital sekarang ini, masyarakat menjadikan media sosial sebagai wadah untuk menyuarakan pendapat dan perasaan mereka terhadap berbagai isu, termasuk dunia pendidikan. Salah satu tagar yang masih ramai diperbincangkan adalah #KaburAjaDulu yang secara harfiah mengisyaratkan sebagai sikap menghindari atau meninggalkan suatu keadaan tanpa menyelesaikannya. Bila dikaitkan dengan dunia akademik, khususnya dari perspektif saya sebagai seorang dosen pengampu di suatu universitas, fenomena tersebut justru memberikan tantangan sekaligus peluang untuk membimbing mahasiswa dalam membangun mentalitas yang lebih tangguh dan bertanggung jawab.
​Makna di balik Tagar #KaburAjaDulu dapat diinterpretasikan dalam berbagai konteks. Dalam dunia pendidikan, hal ini bisa merujuk pada sikap mahasiswa yang memilih untuk menghindari tanggung jawab akademik, misalnya tidak menghadiri perkuliahan, menunda tugas, atau bahkan menyerah pada tantangan akademik yang mereka hadapi. Fenomena ini menjadi cerminan dari pola pikir "flight response" dalam menghadapi tekanan atau kesulitan.
Sebagai seorang dosen, kita perlu memahami dengan seksama bahwa mahasiswa berasal dari latar belakang dan kultur yang berbeda-beda dengan keunikan pribadi masing-masing. Beberapa mahasiswa bisa saja merasa kewalahan dengan beban akademik, ada yang mengalami masalah pribadi, atau bahkan sekadar kurang motivasi dalam menjalani perkuliahan. Oleh karenanya, sangat penting bagi dosen untuk peka dan tidak sekadar menghakimi, tetapi juga memahami asal muasal permasalahan yang membuat mahasiswa memiliki kecenderungan untuk "kabur" dari tanggung jawabnya.
Bagaimana peran dosen dalam menanggapi fenomena #KaburAjaDulu dalam lingkungan akademik di institusi perguruan tinggi? Menurut opini saya sebagai seorang dosen, kita perlu berperan dalam menanamkan growth mindset kepada mahasiswa. Mahasiswa perlu memahami bahwa tantangan akademik bukanlah rintangan ataupun halangan, melainkan bagian dari proses pembelajaran yang akan membentuk kemampuan mereka untuk berpikir kritis dan ketahanan mental mereka. Dalam perkuliahan, dosen dapat memberikan contoh bagaimana kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi sebuah kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Mahasiswa yang merasa didukung dan dihargai dalam lingkup akademik akan lebih termotivasi untuk menghadapi kesulitan daripada memilih untuk "kabur". Sebagai dosen kita dapat menciptakan suasana kelas yang nyaman, di mana mahasiswa merasa bebas untuk berdiskusi dan bertanya tanpa takut dihakimi. Dengan demikian, mahasiswa lebih mungkin untuk tetap bertahan dalam menghadapi tantangan dan rintangan dengan terciptanya lingkungan akademik yang inklusif dan mendukung.
Dalam beberapa kasus yang saya temukan di institusi tempat saya mengabdi, mahasiswa yang cenderung menghindari tugas atau perkuliahan mungkin mengalami kesulitan yang lebih dalam, seperti tekanan mental atau beban ekonomi. Sebagai dosen, kita dapat mempertimbangkan pendekatan yang lebih fleksibel dan menawarkan solusi misalnya memberikan opsi tugas yang lebih bervariasi, konsultasi terbuka, atau sistem mentoring yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan bimbingan yang lebih personal dan menjadikan mereka lebih open minded.
Dosen di era generasi Z memiliki tantangan tersendiri, kita bisa tetap memberi dorongan kepada mahasiswa untuk membangun resiliensi. Resiliensi atau daya lenting adalah kemampuan seseorang untuk bangkit dari kesulitan. Mahasiswa perlu dibekali dengan keterampilan ini agar mereka mampu menghadapi tantangan akademik dan kehidupan secara umum. Dosen dapat mengajarkan bagaimana menggunakan coping strategic yang sehat, termasuk bagaimana mengelola manajemen waktu dengan baik, teknik menghadapi stres dan tekanan, dan cara mencari bantuan ketika diperlukan.
Tagar #KaburAjaDulu mencerminkan fenomena yang perlu kita sikapi dengan bijak sebagai dosen pengampu di universitas. Alih-alih sekadar menegur atau memberi sanksi, kita perlu menggali alasan di balik sikap mahasiswa dan berupaya membentuk lingkungan akademik yang mendukung serta membangun ketahanan mental mereka. Dengan menanamkan pola pikir positif, menciptakan suasana perkuliahan yang kondusif, serta memberikan dukungan yang sesuai, kita dapat membantu mahasiswa untuk tidak mudah menyerah dan menghadapi tantangan dengan lebih tangguh.
Sebagai pendidik, tanggung jawab dosen bukan hanya menyampaikan materi, tetapi juga membimbing mahasiswa dalam membangun karakter yang kuat, bertanggung jawab, dan siap menghadapi realitas dunia kerja maupun kehidupan secara lebih luas.
Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup bukan di zamanmu (Ali bin Abi Thalib) frasa ini masih sangat relevan dengan kehidupan sekarang, dunia terus berputar dan zaman pun berkembang untuk dunia akademik sekalipun.
Mari menjadi dosen yang tetap belajar hingga akhir hayat dengan meluaskan hati selapang-lapangnya dalam membersamai mahasiswa- mahasiswa dalam episode kehidupan mereka. Pilihan ada di genggamanmu, ingin menjadi dosen yang dicintai mahasiswa atau tak dicintai sambil mereka membatin #KaburAjaDulu. *
 

 Oleh:
• drg Erni Susanty Tahir, MH, dosen di Universitas Duta Bangsa Surakarta dan Staffsus Bidang Kedokteran di Wawasan Hukum Nusantara dan mahasiswa aktif Legium Law Master di Asean University International Malaysia.

TerPopuler