Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis Di Prambanan.

Nature



Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis Di Prambanan.

Selasa, 18 Februari 2025, Februari 18, 2025
Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis Di Prambanan.
 
KLATEN-faktaliputan.com
Pelaksanaan uji coba Makan Bergizi Gratis (MBG) Klaten dilaksanakan di dua sekolah terpisah, yakni SDN 1 Prambanan dan SMPN 4 Klaten, setelah molor dari jadwal yang telah direncanakan pada Sabtu 15 Februari kemarin dan ditunda karena adanya sejumlah kendala, uji coba program MBG akhirnya dilaksanakan pada pagi ini (18/02/2025)

Bupati Klaten Hj. Sri Mulyani, S.M., yang hadir agak terlambat, langsung menuju ruang kelas tempat para murid SDN 1 Prambanan yang sudah menunggu, lalu menyapa mereka dan melihat langsung proses makan siang bergizi tersebut.

"Sebelum makan kita berdoa dulu ya adik-adik, jadi ini adalah Program Makan Siang Bergizi (MBG) yang merupakan program dari pemerintah pusat yakni Presiden Prabowo Subianto ya anak-anak, bilang terima kasih pada Bapak Presiden, jadi anak anak dinikmati ya makan yang kenyang dan belajar yang rajin sebab sebentar lagi ujian kan, kerena'nya yuk makan yang kenyang," sapa Bupati Klaten.

Setelah meninjau dan menyapa  beberapa kelas kemudian Bupati memasuki ruang Kepala Sekolah, guna berbincang dengan para pengajar dan pihak sekolah, terkait program MBG. 

Ditemui awak media seusai pertemuan Bupati mengatakan "Dirinya senang bisa melihat langsung pelaksanaan program MBG di SDN 4 Prambanan ini, tadi anak-anak terlihat senang dan menikmati, kalau ditanyakan terkait anggaran guna pelaksanaan makan bergizi gratis ini dikatakan per porsi itu dianggarkan standar ya, sepuluh ribu rupiah per porsi, dan untuk saat ini masih melalui katering, sebab ini baru uji coba, selanjutnya kita masih menunggu juknis dari pusat, kemudian terkait nilai gizinya tadi juga saya lihat sudah lengkap ya, ada ayamnya ada jus buah ada sayuran dan lainnya kalau seharga Rp. 10.000,- ( sepukuhribu rupiah ) saya rasa itu sudah cukup standar dan sesuai ketentuan pemerintah," pungkasnya.

Kepala Sekolah SDN 1 Prambanan Sunaryo mengatakan," Uji coba MBG di SDN 1 Prambanan, dan SMPN 4 Klaten sempat ditunda sampai hari ini, sebab penundaan itu menurut kami, kemungkinan karena ada benturan jadwal kegiatan dari Ibu Bupati Sri Mulyani, yang awalnya hendak melihat langsung proses uji coba MBG tersebut, atau mungkin ada kendala lain, kami juga belum tau pastinya, namun memang beberapa hari sebelumnya sudah ada pemberitahuan WA dari Dinas pendidikan terkait penundaan tersebut," jelasnya.

Lebih lanjut ketika ditanyakan awak media terkait jumlah siswa dikatakan "Untuk SDN 1 Prambanan ini total dari kelas 1 sampai kelas 6 SD ada 139 siswa dan dari 200 kuota yang diberikan nanti kelebihan'nya akan di alokasikan ke TK disebelah sekitar 54 siswa, jadi kemungkinan kurang lebih nya hanya sedikit, atau bisa dikatakan pas, kalau untuk jumlah siswa yang di SMP N 4 kami kurang begitu tahu, nanti bisa ditanyakan langsung disana, kemudian bila ditanyakan terkait harapan, ya semoga nantinya program tersebut bisa terus berjalan artinya tidak hanya sebatas ujicoba namun kedepan bilamana memang sudah memungkinkan anggaran buat program tersebut tentu kami sangat berterima kasih pada Pemerintah baik Pusat pun Daerah, sebab ini bisa sangat membantu, disamping itu kan memang kami juga menampung beberapa anak yang tergolong kurang mampu, yakni orang tuanya dari kalangan pekerja tidak tetap (pengamen) atau anak punk mungkin bahasa gaulnya, jadi bila program tersebut berjalan baik tentunya ini akan sangat membantu guna pemenuhan gizi mereka," papar kepala sekolah SDN 1 Prambanan.

Baca : 


"Pada pelaksanaan Makan Bergizi Gratis kali ini beberapa anak mengaku senang dengan adanya program tersebut, dan setelah usai pelaksanaan program MBG di SDN 1 Prambanan, Bupati dan jajaran berserta semua team melanjutkan perjalanan berikutnya ke SMPN 4 Prambanan guna giat serupa," jelas Pak Camat.

Terpisah, Kepala Bidang 2 Pembinaan Sekolah Dasar Sugiarto S.Pd. M.Pd. mengatakan “Kalau dari Dinas Pendidikan sifatnya hanya memberikan data sekolah beserta jumlah murid mas, kalau di SDN 1 ini menurut keterangan dari pak kepala sekolah tadi sejumlah 139 orang, terus mengenai program makan gratis itu sendiri detail dan tekhnis'nya dari pemerintah pusat, kita sifatnya hanya membantu pelaksanaan di lapangan, kalau untuk uji coba saat ini, sementara memang dari katering, jadi karena masih menunggu pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selesai, setelah siap mungkin nanti kesemuanya akan di handle dari sana, ya kita hanya bisa berharap agar anak-anak senang dan bisa menikmati, tadi saya lihat sendiri juga dihabiskan kok makanan'nya, moga kedepan program ini terus berjalan lancar, dan selebihnya kita menunggu juknis dari pusat." pungkasnya.

Pakno salah seorang juru parkir di sekitaran sekolah mengatakan "Sebenarnya program ini dilematis ya mas dan banyak pro dan kontra, satu sisi tujuan'nya baik tapi pada ayingkat pelaksanaan kemudian banyak plot anggaran kementrian yang dipotong guna efisiensi dan membiayai program tersebut, disilain bila kaitannya dengan efisiensi sebenarnya kok kurang pas juga, la itu jumlah kabinetnya malah justru menggelembung, sebenarnya kalau itu dirampingkan kan sudah menghemat sekian banyak anggaran sebenarnya, trus anggaran beberapa kementrian dipotong, efeknya kan banyak pegawai yang dirumahkan, sementara dalam program makan gratis itu benar anak di kasih makan bergizi gratis di pagi hari, namun siang dan malam bagaimana ? bila orangtuanya dirumahjan dan tidak bekerja darimana mereka bisa mendapatkan dana buat biaya menafkahi anak-anak dan keluarganya ?... Makanya kan dilematis ini mas, kalau saya sih sebenarnya kalau program itu cukup diberikan susu gratis aja sudah bagus, jadi tidak perlu merumahkan sekian banyak pegawai, dan lagian kan semua anak pelajar ini berasal dari latar belakang yang berbeda, ada yang mampu dan ada yang tidak, kalau yang tidak mampu okelah itu sangat membantu, tapi kalau anaknya orang kaya kan juga kurang pas sebenarnya, begitulah mas makanya saya agak janggal kalau menilai program tersebut, tapi apalah daya saya hanya seorang tukang parkir tidak punya hak untuk bersuara apalagi mengomentari kebijakan," paparnya sembari melanjutkan makan siang diwarung belakang sekolah.

( Pitut Saputra )

TerPopuler