Opini ,Menyoal Krisis Kepercayaan di Bank Sumsel Babel: Implikasi, Akar Masalah, dan Solusi

Nature



Opini ,Menyoal Krisis Kepercayaan di Bank Sumsel Babel: Implikasi, Akar Masalah, dan Solusi

Rabu, 24 Juli 2024, Juli 24, 2024


FaktaLiputan.com//Krisis kepercayaan yang saat ini melanda Bank Sumsel Babel (BSB) cabang Pangkalpinang adalah sebuah fenomena yang tidak bisa dianggap sepele. Dalam beberapa bulan terakhir, bank ini menghadapi eksodus besar-besaran nasabahnya ke bank lain. Pemicunya adalah dugaan penyelewengan Dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh oknum karyawan di bank tersebut. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan nasabah, seperti yang diungkapkan oleh Susanti, seorang nasabah asal Kota Pangkalpinang, yang merasa takut menyimpan uangnya di BSB setelah kasus ini mencuat ke publik. 

Kasus ini menyiratkan beberapa masalah mendasar dalam pengelolaan dan tata kelola di BSB yang perlu dianalisis secara mendalam. Pertama, dugaan penyelewengan Dana KUR yang terjadi menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem pengawasan internal bank. 

Ketika sistem pengawasan tidak efektif, maka peluang terjadinya penyelewengan dana menjadi semakin besar. Dalam kasus BSB, dugaan tindak pidana korupsi ini melibatkan dana KUR senilai Rp20.209.000.000 kepada 147 debitur melalui PT Hutan Karet Lada (HKL) pada tahun 2022-2023. Temuan ini berdasarkan Laporan Hasil Audit Divisi Audit Intern Nomor 05/ADT/1.2/R/2023 yang mengungkap kelemahan signifikan dalam proses pemberian KUR Khusus.

Kelemahan dalam sistem pengawasan ini diperparah dengan buruknya pelayanan yang diberikan oleh BSB, baik secara digital maupun offline. Keluhan mengenai layanan digital yang tidak kunjung beres dan pelayanan offline yang tidak memuaskan menambah panjang daftar masalah yang dihadapi oleh bank ini. 

Seperti yang diungkapkan oleh FH ASN Pemkota Pangkalpinang, selain AM, seorang ASN Pemprov Babel mengungkapkan  pelayanan di BSB jauh dari memuaskan, terutama jika dibandingkan dengan pelayanan di bank lain seperti BRI.

Selain itu, masalah yang melibatkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang saat ini diproses hukum di Bareskrim Polri juga memberikan dampak negatif terhadap citra dan kredibilitas bank ini. Berbagai masalah ini menunjukkan adanya krisis tata kelola di tubuh BSB yang perlu segera diatasi.

Krisis kepercayaan ini memiliki implikasi yang serius. Pertama, hilangnya kepercayaan nasabah dapat berdampak pada likuiditas bank. Ketika nasabah menarik dana mereka secara massal, bank akan mengalami tekanan likuiditas yang besar. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan bank dan kemampuan bank untuk memberikan layanan yang optimal kepada nasabahnya.

Kedua, krisis ini juga berdampak pada citra BSB sebagai lembaga keuangan yang dipercaya oleh masyarakat. Citra buruk dapat mempengaruhi keputusan calon nasabah atau investor potensial untuk berhubungan dengan bank ini. Padahal, kepercayaan adalah modal utama dalam bisnis perbankan yang beroperasi berdasarkan kepercayaan publik terhadap keamanan dan transparansi pengelolaan dana mereka.

Untuk mengatasi krisis ini, BSB perlu mengambil langkah-langkah yang komprehensif dan berkelanjutan. 
Pertama, BSB harus melakukan reformasi sistem pengawasan internal. Sistem pengawasan yang kuat dan efektif adalah kunci untuk mencegah terjadinya penyelewengan dana di masa depan. BSB harus memastikan bahwa setiap transaksi diawasi dengan ketat dan setiap anomali segera ditindaklanjuti.

Kedua, peningkatan kualitas pelayanan baik digital maupun offline harus menjadi prioritas. BSB perlu berinvestasi dalam infrastruktur teknologi untuk memastikan layanan digital yang cepat, aman, dan andal. Pelatihan berkala untuk karyawan juga perlu dilakukan agar mereka dapat memberikan layanan yang profesional dan memuaskan kepada nasabah.

Ketiga, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana harus ditingkatkan. BSB harus membuka diri terhadap audit eksternal dan bersedia untuk menjalankan rekomendasi yang diberikan. Transparansi dalam pengelolaan dana akan membantu mengembalikan kepercayaan nasabah dan publik terhadap bank ini.

Keempat, komunikasi yang efektif dengan nasabah dan publik adalah langkah penting lainnya. BSB harus proaktif dalam memberikan informasi terkait langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi masalah ini. Komunikasi yang transparan dan terbuka akan membantu mengurangi kekhawatiran nasabah dan membangun kembali kepercayaan yang hilang.

Selain itu, BSB perlu bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menuntaskan kasus ini secara adil dan transparan. Dukungan penuh terhadap proses hukum yang berjalan akan menunjukkan komitmen BSB dalam menegakkan prinsip-prinsip good corporate governance. Sebagai bank milik pemerintah daerah, BSB juga harus menunjukkan bahwa mereka mendukung penuh pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung melalui tata kelola yang baik dan profesional.

Dalam jangka panjang, BSB perlu mengembangkan budaya kerja yang mengedepankan integritas, profesionalisme, dan layanan terbaik kepada nasabah. Budaya kerja yang kuat dan positif akan menjadi fondasi yang kokoh bagi keberlanjutan dan kesuksesan BSB di masa depan.

Krisis kepercayaan yang dialami oleh BSB cabang Pangkalpinang adalah sebuah panggilan untuk perubahan. Ini adalah saat yang tepat bagi BSB untuk melakukan introspeksi dan melakukan perbaikan yang mendasar. Dengan langkah-langkah yang tepat dan komitmen yang kuat, BSB dapat bangkit kembali dan meraih kembali kepercayaan nasabah serta publik.

Pada akhirnya, kasus ini mengingatkan kita bahwa dalam dunia perbankan, kepercayaan adalah segalanya. Bank tidak hanya mengelola uang, tetapi juga mengelola kepercayaan nasabahnya. 

Oleh karena itu, menjaga integritas dan transparansi dalam setiap aspek operasional bank adalah kunci utama untuk meraih dan mempertahankan kepercayaan tersebut. Dengan begitu, BSB dapat kembali berperan sebagai pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan memberikan layanan terbaik kepada seluruh nasabahnya. (KBO-Babel)

Penulis : Puteri Utami,S.P, Alumni Fakultas Pertanian  Universitas Sriwijaya Tahun 2023 saat ini menjadi Editor di Jejaring Media KBO Babel, Artikel/Opini dibuat berdasarkan pemberitaan dari  media online Babel tertanggal 21 Juli 2024. Saran & Masukan terkait dengan tulisan opini silahkan disampaikan ke nomor redaksi 0812-7814-265 atau 0821-1227-4004

TerPopuler