Faktaliputan.com||Tulungagung - Upaya promotif dan preventif terhadap Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular yang memiliki potensi pada kematian salah satunya gencar dilakukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Jeli Kecamatan Karangrejo dalam mempercepat penemuan kasus Tuberculosis (TBC) di Masyarakat.
Untuk itu diperlukan adanya terobosan atau inovasi baru yang terus diusahakan Puskesmas Jeli sebagai garda terdepan pelayanan publik di bidang kesehatan mulai dari penemuan kasus baru, dan mengawasi, serta melakukan pendampingan pasien TBC melakukan pengobatan hingga sembuh.
Diantara program-program yang dijalankan Puskesmas Jeli yakni penyuluhan dan skrining Tuberculosis (TBC) bagi masyarakat sejak dini, Program pemantauan minum obat, Program TPT (Terapi Pencegahan Tubercolosis)
Kepala UPTD Puskesmas Jeli Dr Ahmad Ardianto, mengatakan bahwa penemuan kasus baru orang terkonfirmasi mengidap TBC menjadi tujuan utama dalam menjalankan program puskesmas mengatasi penyakit TBC dikarenakan rendahnya penemuan kasus baru.
"Penemuman suspek TBC jadi tujuan utama kita, karna masih banyaknya kasus2 yang belum terdeteksi," ucapnya (15/07/2024).
Kemudian, pihaknya mengungkapkan rendahnya penemuan kasus baru disebabkan stigma negatif tentang penderita TBC yang ada ditengah masyarakat karna minimnya informasi yang diterima masyarakat tentang penyakit tersebut.
Dalam mengatasi hal itu sangat diperlukan peran penting kader kesehatan terutama yang ada di desa untuk memberikan edukasi kepada masyarakat diķarenakan
"Minimnya Informasi membuat stigma negatif masyarakat pada penderita TBC masih tinggi, sehingga masyarakat masih enggan terbuka dalam berobat, maka dari itu peran penting kader kita yang ada didesa dalam mengedukasi masyarakat perlu ditingkatkan sehingga penemuan kasus TBC lebih cepat sehingga mempercepat penyembuhan pasien dan menghambat penularan," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penyakit TBC tersebut bisa disembuhkan melalui program-program pengobatan yang sudah ada. Pihak kesehatan juga akan mendampingi pasien dalam tahap pengobatan selama 6 bulan hingga pasien dianggap sembuh.
Selain itu, para kader kesehatan juga melakukan skrining dan penelusuran terhadap orang-orang dalam lingkungan tempat tinggal pasien untuk menemukan suspek lain yang mungkin tertular dari pasien tb tersebut, sehingga lingkungan tempat pasien tersebut bisa terbebas dari penyakit TBC.
Dr. Ahmad berharap semua elemen pemerintah dan masyarakat harus ikut terlibat secara langsung dan mendukung penuh setiap program yang terkait dengan penuntasan TBC hingga menjadi endemi. (Fer)