FaktaLiputan.com//2024 merupakan tahun dimana Republik Indonesia sedang bersiap untuk menapakkan kaki menuju jalur transisi yang baru. Pada saat ini, indonesia sedang berada pada masa demokrasi dimana para kandidat paslon presiden dan wakil presiden sedang menyuarakan visi misi mereka untuk indonesia kedepannya. Pada masa-masa inilah masyarakat mulai mengeluarkan opini-opini mereka terhadap paslon pilihannya.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, cara masyarakat dalam bermedia sosial semakin berkembang ke arah yang lebih jauh dan cenderung sulit dikendalikan bahkan oleh personal itu sendiri. Apalagi pada masa-masa demokrasi seperti sekarang ini yang sedang menjadi perbincangan hangat di seluruh penjuru wilayah Republik Indonesia. Masyarakat semakin gencar menggerakkan jari tangannya untuk berkomentar mengenai paslon pilihan mereka. Komentar-komentar ini di unggah tanpa pikir panjang dan bahkan tanpa memikirkan etik sosial dan moral di lingkup masyarakat.
Hal ini dapat kita lihat melalui media sosial yang menjadi sarang opini impulsif masyarakat yang bahkan semakin berkembang dan terus meningkat ke arah negatif. Seperti halnya komentar komentar masyarakat yang tanpa sadar telah mengarah ke bullying verbal dan tidak memikirkan bagaimana kata-kata mereka telah keluar dari etik sosial yang ada. Mulai dari komentar yang menyerang fisik hingga komentar yang menyudutkan dan mengucilkan salah satu pihak paslon. Tanpa kita sadari, komentar-komentar negatif yang dikeluarkan secara impulsif dapat menyebabkan dampak-dampak negatif dan dapat merusak serta menggangu progres demokrasi yang sedang berlangsung. Sikap impulsif ini juga dapat mengakibatkan perpecahan antara kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita mendukung dan tetap menjaga keharmonisan serta ketentraman dalam berdemokrasi menyuarakan pilihan kita. Dibandingkan dengan perilaku saling serang-menyerang dan saling menjatuhkan satu sama lain, alangkah baiknya kita bersaing secara sehat dan tetap melihat dan memikirkan apakah komentar atau tutur kata kita telah melenceng dari etik sosial atau tidak.
Sebagai warganet yang baik, tentu saja kita harus bermedia sosial secara sehat dan bukan bergerak semabarang arah hingga menimbulkan permasalahan sosial antara sesama masyarkat Indonesia. Meskipun memiliki pilihan yang berbeda, kita tetap harus tidak boleh melupakan bahwa kita adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, menjadi warganet yang ramah dalam bermedia sosial sudah menjadi sebuah keharusan bagi kita dan bukan lagi suatu hal kecil yang pantas diremehkan begitu saja.
Oleh karena itu, melalui periode demokrasi pada saat ini, kami berharap kita sebagai sesama pengguna media sosial dapat lebih bijak dalam berkomentar dan dalam menggunakan media sosial. Kita tahu bahwa pilihan masing-masing personal berbeda dan tidak sama. Akan tetapi sebagai sesama warga negara yang baik, kita harus mulai mengubah mindset kita ke arah yang positif demi kemajuan bangsa dan tanah air tercinta.
Pada intinya, siapa pun yang akan terpilih nanti, sudah sepatutnya bagi kita untuk mendukung apapun hasil akhir yang akan menjadi awal menuju terobosan baru bagi Indonesia Emas 2045. Meskipun memiliki visi misi yang berbeda, semua paslon merupakan putra-putra bangsa terpilih yang memiliki satu tujuan yang sama yaitu memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, sebagai warga negara Republik Indonesia, marilah kita bersama-sama menjadi warganet yang berpandangan positif bahwa siapapun yang akan terpilih nantinya adalah pilihan terbaik bagi tanah air kita dan tentunya bertujuan membawa Indonesia ke arah yang lebih berkembang dan maju untuk kedepannya.
PILIHAN BOLEH BEDA,
TAPI TUJUAN TETAP HARUS SAMA.
Penulis : Viona Elvaretta,Ummi Arini,Claudya Lawrencya,Melvina
Pelajar SMA N 1 Belinyu