MCK Yang Berada Di Pelabuhan Penyebrangan Speed Boat Banggai -Tobing Di Keluhkan Warga Karena Tidak Layak Pakai Dan Berbau

Nature



MCK Yang Berada Di Pelabuhan Penyebrangan Speed Boat Banggai -Tobing Di Keluhkan Warga Karena Tidak Layak Pakai Dan Berbau

Kamis, 22 Juni 2023, Juni 22, 2023

BALUT,FAKTALIPUTAN.COM- Sejumlah pengunjung Pelabuhan penyebrangan antar Kabupaten Bangkep dan Banggai laut, keluhkan fasilitas umum berupa toilet atau MCK (fasilitas mandi, cuci, kakus) yang berada pada titik pelabuhan spit Tobing di Banggai Laut yang sudah tidak layak pakai dan tak pernah di renovasi.

“Masa sudah belasan tahun MCK ini dibangun, tidak pernah di perbaiki,padahal uang retribusi selaluh dibayar oleh pengunjung saat selesai buang air ataupun ganti pakaian, ungkap seorang pengunjung.

"MCK di pelabuhan ini sangat penting, karena setiap orang yang berada disekitar wilaya pelabuhan spit, saat kebelet, pasti larinya ke MCK ini, tapi sayang MCK bak tak bartuan, tengok saja, seluruh pintu rusak dan berlubang, closed rusak, dan sesekali didapati ada kotoran manusia dilubang closed yang tak bisa masuk akibat tersumbat sehinggah mengeluarkan bau busuk, tambahnya.

Belum lagi dari kelayakan fisik bangunan dari luar, terlihat sudah sangat tidak layak. Dinding bangunan dan plafon yang sudah retak, sehinggah bisa saja menimbulkan kecelakaan pada penggunanya dan untuk penerangan juga minim karena tidak ada lampuh bohlam yang terpasang. 

Bukan cuman itu saja, lanjutnya, terlihat juga MCK ini seperti bukan MCK milik negara, pasalnya dari luar kelihatan bangunan kecil yang terbuat dari papan yang tidak diketahui asas dan fungsinya. Jelas ini menggangu pemandangan.

Berdasarkan infirmosi yang dihimpun oleh awak media ini, pengelolah MCK yang dibangun tepat berada di Kelurahan Lompio, Kabupaten Banggai Laut ini bernama Yadi.

Setelah beberapa selang waktu, awak media berhasil mengkonfirmasi kepada pengelolah MCK dipelabuhan spit.

Kepada awak media, Yadi mengatakan memang selamah ia diberikan kuasa untuk kelolah MCK ini, belum pernah direnovasi oleh instasi ataupun pihak yang membidangi. hanya saja uang retribusi dari pengunjung selamah ini, sudah ia gunakan untuk biaya perawatan MCK, mulai dari pembayaran iuran air, listrik, dan sabun pembersih.

 " uang retribusi selamah ini habis sudah saya gunakan babayar air, listrik dan sabun vixal, untuk babersih lantainya," ucap Yadi.

Dari sumber yang berbeda, Lurah Lompio, Sibar S.Sos saat dikonfirmasi di Kantor Kelurahan menjelaskan dirinya angkat kening.

Pasalnya untuk permasalahan yang terjadi atau kasus MCK yang sudah tidak layak pakai. Dirinya sebagai Lurah di Lompio belum pernah menerimah surat penyerahan secarah secara resmi, atau bantuan hibah dari dinas terkait atau paling tidak dari Lurah sebelumnya. Sehingga dari pihak kelurahan lompio belum berani mengambil langkah atau mengintervensi MCK tersebut.

Namun jika memang MCK benar benar aset Kelurahan Lompio jelas hari ini juga akan ada tindak lanjut. Karena ini adalah pendapatan yang sangat luar biasa jika benar benar dikelolah dengan baik dan tentunya dengan orang orang bisa mengatur segalah administrasinya.

Menanggapi terkait laporan pertanggung jawaban pendapatan dari retribusi MCK. Dirinya juga sebagai Lurah tidak tinggal diam. Ia mengaku sudah pernah memanggil pengelolah MCK (Yadi) untuk menanyakan dimana uang retribusi selamah ini, atau paling tidak laporan pertanggung jawaban tertulis. Hanya saja pihak pengelolah tidak bisa memperlihatkan laporan pertanggung jawaban pendapatan retribusi itu.

"Saya sudah pernah panggil pak Yadi itu untuk memintai keterangan, masalah keuangan dari MCK itu, tapi pak Yadi tidak bisa menunjukannya," ungkap Lurah diruangan kerjanya.

Masih dengan Lurah Lompio, karena tidak mau melihat bangunan milik negara rusak percuma. Ia berjanji akan mencoba mencari tahu MCK yang ada di pelabuhan spit Tobing itu, apakah masuk dalam Aset Kelurahan Lompio atau tidak. Dan jika benar, dari pihak Kelurahan akan mengambil langkah cepat untuk dibangun dan dikelolah dengan baik dan tersrtruktur.

Dari keluhan masyarakat, sebut saja Pak Yadi dan Acen, yang kebetulan saat itu menggunakan fasilitas MCK tersebut. Kepada awak media, mereka memintah agar pemerintah dapat memperbaiki dan maksimal membangun bangunan baru, sebab bangunan MCK saat ini benar benar tidak layak pakai.


Penulis: Andry Taangga

TerPopuler